Lembar Dakwah LABBAIK

Friday, January 25, 2008

PAHLAWAN TANPA TANDA JASA



Pahlawan tanpa tanda jasa, itulah sebutan yang melekat selama ini untuk guru. Sebuah gelar yang menggambarkan mengenai betapa mulianya profesi seorang guru, sehingga layak untuk disebut sebagai pahlawan. Sosok yang sangat berjasa dalam membangun peradaban bangsa dan negara. Dalam istilah Jawa, guru merupakan singkatan dari “digugu dan ditiru”, artinya seorang guru merupakan sosok panutan yang sudah selayaknya menjadi sumber referensi untuk dipercaya dan ditiru oleh murid-muridnya. Guru tidak banyak menuntut, selalu sabar dan tekun dalam mengajar, mendidik dan membimbing murid-muridnya untuk dapat mengerti tentang ilmu, sehingga diharapkan dapat hidup layak di masa yang akan datang. Dari gurulah lahir sosok pemimpin-pemimpin bangsa yang nantinya diharapkan dapat membawa bangsa ini menuju bangsa yang sejahtera, bermartabat dan maju. Sebuah kebanggaan luar biasa bagi seorang guru, ketika melihat anak muridnya berhasil dan mereka tidak mengharapkan imbalan dan mengungkit-ungkit jasa mereka yang telah mengantarkan murid-muridnya sehingga berhasil dalam hidupnya. Inilah mengapa, guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Setiap tanggal 25 November, sebagai bentuk penghargaan terhadap pengabdian para guru, maka diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Bukan untuk menjadikan hari ini spesial daripada hari yang lain, karena tiap-tiap hari yang ditetapkan Allah swt. adalah baik, tetapi marilah kita ambil hikmahnya untuk sejenak berfikir akan jasa-jasa guru kita. Sadar atau tidak, sosok pahlawan tanpa tanda jasa ini paling sering dilupakan oleh mereka yang pernah dibekali ilmu. Kita lebih ingat memberikan hadiah kepada atasan atau rekanan yang terkadang hanya karena tuntutan jabatan dan pekerjaan. Sudah saatnya kita merenung untuk memikirkan nasib para guru. Mereka telah memberikan bekal tidak ternilai manfaatnya, tetapi penghargaan terhadap mereka sangatlah sedikit. Dalam sejarah kehidupan kita, setidaknya ada torehan tinta yang telah dituliskan oleh para guru kita. Tulisan ilmu yang sangat bermakna dan bermanfaat, sebagai bekal hidup. Saatnya kita tergerak untuk membantu para guru mencerdaskan kehidupan bangsa ini agar menjadi bangsa yang hebat.

Tugas Guru
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa.

Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.

Peran Seorang Guru
Sepanjang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, penegakan nilai-nilai etika kehidupan, dan pembentukan perilaku anak manusia, guru senantiasa menjadi pengawal paling depan. Apapun varian profesi guru, mereka adalah figur sentral dalam kehidupan kita yang kontribusinya tak dapat diganti oleh kecanggihan teknologi.

Kehidupan manusia yang semakin kompleks menjadi tantangan masa depan bangsa yang tidak mudah dipecahkan. Namun melalui pendidikan dan peran guru, beberapa masalah yang dihadapi dapat dipecahkan, walaupun terkadang dunia pendidikan masih menghadapi sejumlah persoalan. Ini artinya dunia pendidikan sangat potensial untuk menjadi zona pemecahan masalah dalam beragam isu yang melingkupi masa depan bangsa kita.

Sulit dibayangkan apa jadinya jika bangsa ini tidak mengalami proses pembelajaran di dunia persekolahan. Walaupun setiap manusia dilahirkan dengan berbekal potensi intelek dan kesadaran rohaniah, semua itu tidak dapat berkembang optimal apabila tidak dibimbing guru melalui situasi pembelajaran di lingkungan pendidikan. Peran guru dari beberapa sudut pandang antara lain:

Dalam Proses Belajar Mengajar
Peran seorang guru sangat signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi:
Demonstrator
Manajer/ pengelola kelas
Mediator/ fasilitator
Evaluator

Dalam Pengadministrasian
Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai:
Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan pendidikan
Wakil masyarakat
Ahli dalam bidang mata pelajaran
Penegak disiplin
Pelaksana administrasi pendidikan

Sebagai Pribadi
Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:
Petugas sosial
Pelajar dan ilmuwan
Orang tua
Teladan
Pengaman
Secara Psikologis

Peran guru secara psikologis adalah:
Ahli psikologi pendidikan
Relationship
Catalytic/ pembaharu
Ahli psikologi perkembangan

Sementara itu, peran guru dalam konteks pendidikan Islam sebagai satu kesatuan dari dua peran yang berbeda, yaitu penyampai ilmu dan pemelihara fitrah. Islam memang menghargai peran guru sebagai profesi sangat mulia. Bahkan posisi guru seringkali diibaratkan seperti posisi peran para nabi yang mengajarkan ilmu kepada pengikutnya. Karenanya, guru dalam pandangan Islam berperan sebagai penyampai ilmu yang benar (mu’allim), pengembang proses pendidikan (murabbi), penitip pelajaran dan kemahiran (mudarris), pengajar budi pekerti (mu’adib), dan pembentuk jiwa kepemimpinan (mursyid).

Peranan tersebut membuat eksistensi guru selalu relevan dengan perkembangan zaman. Namun peran guru yang demikian strategis terkadang tak setara dengan penghargaan yang diperoleh. Meski telah berkorban menyelamatkan masa depan bangsa, mereka kerap hidup termarginalisasi dari keputusan politik dan persepsi masyarakat yang kurang berpihak pada nasib guru. Seharusnya negara dan pemerintah memperhatikan tingkat kesejahteraan guru agar lebih baik lagi dengan cara meningkatkan taraf penghasilan dan memposisikan guru pada tempatnya agar berdampak multi-ganda, yakni banyak orang tertarik menjadi guru karena memang masih banyak dibutuhkan beribu guru yang kompeten untuk mendidik sebuah bangsa dan terciptanya mutu pendidikan yang berkualitas menuju peradaban bangsa yang maju dan sejahtera.

Krisis Motivasi Guru
Penurunan gairah dan kemauan guru mengajar akan berdampak terhadap hasil pendidikan, hal ini akibat dari dampak krisis ekonomi, krisis politik, krisis kepercayaan yang melanda bangsa kita sejak 1997 lalu, yang hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda pulih. Reformasi juga telah menggeliatkan guru melalui demonstrasi besar-besaran menuntut pemerintah agar memperbaiki nasib dan kesejahteraan guru, namun pemerintah lebih banyak diam ketimbang memperhatikan aspirasi guru. Sikap kurang tanggapnya pihak-pihak terkait terhadap nasib guru tentu akan mendorong timbulnya krisis motivasi guru dalam mengajar. Selain itu ada beberapa faktor lagi yang di duga menjadi penyebab: (1) Gaji guru yang rata-rata rendah dan belum memadai, akibatnya guru mencari alternatif sumber penghasilan lain, (2) Kejenuhan birokrasi mengurus pindah tugas (3) Peluang kecil bagi peningkatan karir (4) Kecendrungan mengambil kredit cicilan uang di bank sehingga gaji yang diterima tiap bulannya relatif kecil (5) Kekurangan kepala sekolah untuk menjadi teladan/panutan.

Krisis motivasi guru dalam mengajar tidak merefleksikan kepesimisan dan kurangnya kredibilitas (kepercayaan) kepada guru. Kondisi itu harus kita rubah jika kita ingin mewujudkan kualitas pendidikan yang baik dan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan daya saing tinggi di era globalisasi. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan ke depan diharapakan lebih respontif terhadap aspirasi dan nasib guru dengan meningkatkan kesejahteraannya, peningkatan profesionalisme dan kompetensi (kewenangan) guru, penyegaran tempat tugas mengajar bagi guru yang sudah lebih 10 tahun di tempat tertentu perlu dikaji ulang, dan kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya dapat meningkatkan kinerjanya, serta tauladan bagi guru, dan guru pun menjadi anutan siswa dan juga masyarakat lingkungannya. sehingga kekhawatiran kita terhadap krisis motivasi guru dalam proses belajar mengajar dapat dihindari sedini mungkin.

Terima kasih guru, jasamu tiada tara, tak terlukiskan oleh indahnya kata, tak tergantikan nilainya oleh banyaknya harta, kami bangga mendapatkan bekal ilmu darimu. Berjuanglah selalu, sekuat tenaga di sepanjang hidupmu dalam mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, yang dapat membawa bangsa dan negara Indonesia menjadi sejahtera dan mulia, baik di mata Allah swt. maupun dihadapan negara-negara di dunia.
Wallahu a’lam bishshawab. [UM]

Maraji’:
Amos Musadi SPd, Perhatian Dunia pada Peran Guru
Dr. ROHMAT MULYANA, Peran dan Jasa Guru
H. Emil Rosmali, SE, Tugas dan Peran Guru
POT, Persoalan Guru di Pertengahan Masyarakat

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home