Lembar Dakwah LABBAIK

Saturday, January 19, 2008

KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN



Diantara kewajiban yang terdapat dalam ajaran Islam adalah perintah untuk berpuasa di bulan ramadhan. Banyak nash (dalil) yang menjelaskan kepada kita tentang kewajiban puasa di bulan ramadhan, baik itu yang berasal dari Al-qur’an maupun sunnah nabi-Nya. Sebuah ayat familiar yang menunjukkan wajibnya puasa ramadhan adalah yang terdapat dalam Al-qur’an surat Al-Baqarah. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.(QS. Al-Baqarah:183)

Begitupun dalam ayat yang lain Allah berfirman:
“Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, kaum pria yang patuh dan kaum wanita yang patuh, kaum pria serta wanita yang benar (imannya) dan kaum pria serta kaum wanita yang sabar (ketaatannya), dan kaum pria serta wanita yang khusyu', dan kaum pria serta wanita yang bersedekah, dan kaum pria serta wanita yan berpuasa, dan kaum pria dan wanita yang menjaga kehormatannya, dan kaum pria serta wanita yang banyak mengingat Allah, Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar"(QS. Al-Ahzab : 35)

Sementara salah satu hadits yang juga menerangkan tentang kewajiban puasa di bulan ramadhan adalah sebuah hadits yang juga menjadi dalil dari rukun Islam. Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab ra berkata; Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa ramadhan”.(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalil yang semakna dengan yang sudah dipaparkan di atas adalah sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang hadits ini sering juga disebut hadits Jibril dan tercantum dalam kitab Arba’in An-Nawawi. Disebut dengan hadits Jibril karena dalam hadits tersebut diceritakan malaikat Jibril datang kepada nabi dan para sahabat dengan menyerupai seorang laki-laki asing dan mengajarkan kepada mereka agama Islam yang mulia.

Keutamaan Puasa Ramadhan
Puasa bukan semata-mata sebuah ibadah yang bernilai wajib yang harus ditunaikan oleh setiap muslim, tetapi puasa juga menyimpan banyak keutamaan dari Allah kepada hamba-Nya dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana menuju kampung akhirat yang kekal. Berikut akan sedikit dipaparkan beberapa keutamaan puasa ramadhan agar menjadi motivasi untuk kita supaya lebih giat dan bersemangat meraih bermacam keutamaan yang terkandung dalam bulan ramadhan.

1.Puasa adalah perisai (pelindung)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh orang yang sudah kuat syahwatnya dan belum mampu untuk menikah agar berpuasa, dan menjadikannya sebagai wijaa' (pemutus atau penangkal) bagi syahwat ini, karena puasa menahan kuatnya anggota badan hingga bisa terkontrol, menenangkan seluruh anggota badan, serta seluruh kekuatan (yang jelek) ditahan hingga bisa taat dan dibelenggu dengan belenggu puasa. Telah jelas bahwa puasa memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menjaga anggota badan yang dzahir dan kekuatan bathin. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu ba'ah (mampu menikah) hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa' (pemutus syahwat) baginya" (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim dari IbnuMas'ud)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa surga diliputi dengan perkara-perkara yang tidak disenangi, dan neraka diliputi dengan syahwat. Jika telah jelas demikian, sesungguhnya puasa itu menghancurkan syahwat, mematahkan tajamnya syahwat yang bisa mendekatkan seorang hamba ke neraka, puasa menghalangi orang yang puasa dari neraka. Oleh karena itu banyak hadits yang menegaskan bahwa puasa adalah benteng dari neraka, dan perisai yang menghalangi seseorang dari neraka.
Bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam:
" Tidaklah seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim" (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim dari Abu Sa'id Al-Khudry. Sabda Rasulullah : "70 musim" yakni : perjalanan 70 tahun, demikian dikatakan dalam kitab Fathul Bari). Kemudian RasulullahSAW bersabda:
"Artinya : Puasa adalah perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka" (Hadits Riwayat Ahmad, sanadnya shahih)

2.Puasa merupakan sebuah amalan yang dapat memasukkan seorang hamba ke syurga
Dari Abu Umamah Radhiyallahu 'anhu katanya, "Aku berkata (kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam) :
"Wahai Rasulullah, tunjukkan padaku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga.? ; beliau menjawab : "Atasmu puasa, tidak ada (amalan) yang semisal dengan itu"
(Hadits Riwayat Nasa'i, Ibnu Hibban, Al-Hakim, sanadnya Shahih]

3. Bau mulut orang yang puasa lebih wangi dari baunya misk
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya, puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah : 'Aku sedang berpuasa’. Demi dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesunguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau misk. Orang yang puasa mempunyai dua kegembiraan, jika berbuka mereka gembira, jika bertemu Rabbnya mereka gembira karena puasa yang dilakukannya" (Bukhari dan Muslim)

Di dalam riwayat Muslim disebutkan.
"Semua amalan bani Adam akan dilipatgandakan, kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang semisal dengannya, sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman : "Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, dia (bani Adam) meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku" Bagi orang yang puasa ada dua kegembiraan ; gembira ketika berbuka dan gembira ketika bertemu Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang puasa di sisi Allah adalah lebih wangi daripada bau Misk"

4. Rayyan bagi orang yang puasa
Dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam (bahwa beliau) bersabda:
"Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terkahir yang puasa ditutuplah pintu tersebut. Barangsiapa yang masuk akan minum, dan barangsiapa yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya" (HR. Bukhari, Muslim, dan tambahan lafadz yang akhir ada pada riwayat Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya)

5. Doa orang yang berpuasa akan dikabulkan oleh Allah SWT
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Tiga do'a yang dikabulkan : do'anya orang yang berpuasa, do'anya orang yang terdhalimi dan do'anya musafir". (HR. Hadits Riwayat Uqaili dalam Ad-Dhu'afa' (1/72), Abu Muslim Al-Kajji dalam Juz-nya, dan dari jalan Ibnu Masi dalam Juzul Anshari, sanadnya hasan kalau tidak ada 'an-'annah Yahya bin Abi Katsir, hadits ini punya syahid yaitu hadits selanjutnya)

Do'a yang tidak tertolak ini adalah ketika waktu kita berbuka berdasarkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Tiga orang yang tidak akan ditolak do'anya : orang yang puasa ketika berbuka, Imam yang adil dan do'anya orang yang didhalimi"(Hadits Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban)

Dari Abdullah bin Amr bin Al 'Ash, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Sesungguhnya orang yang puasa ketika berbuka memiliki doa yang tidak akan ditolak". (HR. Ibnu Majah, Hakim, Ibnu Sunni, Thayalisi dari dua jalan. Al-Bushiri berkata : ini sanad yang shahih, perawi-perawinya terpercaya)

Do'a yang paling afdhal adalah do'a ma'tsur dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau jika berbuka mengucapkan.
Dzahabadh-dhoma'u wabtalil-'uruuqu, watsabbati al-ajru insyaAllah
Artinya: "Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala Insya Allah" (HR. Abu Dawud, Baihaqi, Al-Hakim, Ibnu Sunni, Nasa’i, Daruquthni)

Selain dari apa yang telah disebutkan di atas, sesungguhnya masih ada keterangan-keterangan lain yang menjelaskan akan keutamaan puasa ramadhan. Oleh karena itu, hendaknya kita bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah puasa ramadhan kita. Jangan hanya melaksanakan puasa secara dzahir saja, tetapi tidak memperhatikan perintah lain yang menyangkut puasanya anggota badan kita seperti menjaga pandangan, juga telinga dan lisan. Karena Rasulullah SAW bersabda; “Berapa banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar dan haus dari puasanya". (HR. Ibnu Majah, Darimi, Ahmad, Baihaqi dari jalan Said Al-Maqbari dari Abu Hurairah. Sanadnya shahih). Wallahu a’lam bish showwab. [AF]

Maraji’: Sifat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly dan Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, pustaka Al-Haura

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home