Lembar Dakwah LABBAIK

Saturday, January 19, 2008

KEUTAMAAN SABAR



Di antara salah satu tema dari agama yang sangat urgen untuk dikaji oleh setiap kita adalah kesabaran. Terlebih di saat seperti sekarang ini, dimana pergulatan hidup sehari-hari terasa semakin keras. Hal ini dikarenakan satu sebab utamanya yaitu ideologi materialisme yang secara sadar ataupun tidak, tengah dan telah merasuki cara berfikir kita. Tidak jarang kemudian kita tidak mampu bertahan dalam menghalau segala terjangan godaan materi untuk juga memburunya dengan segala apapun cara.

Menjadi sebuah kewajiban bagi kita sebagai seorang muslim untuk memiliki sifat sabar, karena dengan sabar, disamping akan menjadi faktor pengerem kita untuk senantiasa hidup dalam prinsip kejujuran, ia juga akan menjadikan kita orang yang memiliki keutamaan disisi Allah SWT. Berulang-ulang Allah menegaskan ayat dalam Al-Qur’an yang membicarakan kedudukan seorang yang memiliki sifat sabar. Mulai dari kecintaan-Nya pada orang-orang yang sabar; "Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar".(QS. Ali Imran, 3:146).

Kebersamaan Allah pada orang-orang yang sabar; "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar ". (QS. Al-Baqarah, 2:153).

Hingga pahala Allah yang tanpa batas yang diberikan-Nya kepada orang-orang yang sabar; "Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu akan diberi pahala dengan tanpa batas". (QS. Az-Zumar,39:10)

Makna sabar
Sabar memiliki makna teguhnya sesorang di jalan al-haq dengan tiada sedikitpun terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Akalnya tidak larut kepada ajakan hawa nafsunya, jiwanya menolak untuk berputus asa, lidahnya tidak pernah mengeluh kecuali hanya kepada Allah, sedang anggota badannya ditahan dari melakukan setiap pekerjaan yang dibenci oleh Allah, serta hatinya tidak gelisah dan selalu tetap dalam keimanan. Lawan dari sabar adalah gelisah, tergesa-gesa, sempit dada, takut, putus asa, lemah dan mudah menyerah.

Sabar adalah suatu kekuatan yang menolong manusia untuk tetap teguh, yang kadarnya tergantung pada faktor keimanan yang dimiliki oleh seseorang. Sejauh mana seseorang memiliki keimanan, sejauh itu pula ia mampu sabar dalam menghadapi derasnya ujian kehidupan. Dan ujian merupakan sesuatu yang inhern dalam hidup. Oleh karena itu hanya orang-orang yang bermodalkan kesabaran sajalah yang dijamin akan kehidupan duniawi dan ukhrowi yang penuh kebahagiaan dan keselamatan.

Jenis-jenis sabar
Menurut salah seorang ulama besar masa lalu Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah, kesabaran terbagai ke dalam tiga bentuk yang kesemuanya wajib dimiliki oleh seorang muslim yang baik, yaitu kesabaran dalam melakukan ketaatan, kesabaran dalam menghadapi kemaksiatan, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan dan kesulitan.

Sabar dalam melakukan ketaatan
Kita menjumpai ada orang yang terpengaruh jiwanya oleh nasihat agama, sehingga ia memperlihatkan keinginannya untuk komitmen terhadapnya, tetapi ia tidak memiliki kesabaran untuk itu. Dan seseorang tidak mungkin dapat komitmen terhadap ketaatan kepada Allah selama ia tidak menghiasi diri dengan sifat sabar yang akan menjadi penolongnya. Karena jiwa manusia itu bertabiatkan tidak menyenangi hal-hal yang memberatkan. Dan tanpa kesabaran seseorang tidak akan mampu melakukan apa-apa selain mengikuti hawa nafsunya. Maka setiap muslim harus membiasakan dirinya bersabar. Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, " Barangsiapa yang berusaha sabar, maka Allah akan menjadikannya sabar". (HR. Bukhari)

Agar kita dapat melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan tanpa bermalas-malasan dan ogah-ogahan, dan supaya kita dapat menjalankan ketaatan secara sempurna dan berkesinambungan, maka kita harus memiliki kesabaran dalam merutinkannya. Allah SWT menyebutkan sabar sebelum beramal dalam firman-Nya:
"Kecuali orang yang sabar dalam melakukan amal shalih" .(QS. Hud,11: 11)

Dan kemudian di ayat-Nya yang lain Allah menyebutkan sabar setelah beramal;
"Itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakal kepada Rabbnya". (QS. Al-Ankabut, 29:58-59)

Sesungguhnya masih banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menyuruh kita untuk bersabar, tetapi sungguh mengherankan, kita masih sering menyaksikan ada muslim yang tidak memiliki kesabaran mengerjakan ketaatan kepada Allah, sementara para pelaku kemaksiatan dan dosa malah memiliki kesabaran yang sempurna dalam menaati ajakan syetan, naudzubillahi min dzalik.

Sabar dalam menghadapi kemaksiatan
Maksiat adalah segala sesuatu perbuatan yang dibenci oleh Allah dan menjauhkan seseorang dari-Nya. Di zaman ini, amat banyak tawaran dan ajakan kemaksiatan yang dipromosikan pula secara besar-besaran. Coba saja kita lihat di jalan-jalan dan tempat tertentu di mana kemaksiatan dijajakan secara bebas dan terbuka. Kita mengenal tempat-tempat seperti diskotik, tempat perjudian, hingga warung remang-remang tempat melakukan kemaksiatan perzinaan. Di samping itu, ada pula bentuk ajakan kemaksiatan lain terutama bagi kita yang mungkin terbiasa hidup di "tempat-tempat basah" pada suatu instansi maupun perusahaan tertentu. Praktik KKN adalah suatu fenomena yang sudah sangat tidak asing lagi kita lihat dan kita dengar, baik dari televisi, radio maupun media cetak. Pun bisa jadi hal itu terjadi di sekitar tempat kita bekerja. Seorang yang mengaku muslim yang baik tentunya menolak praktik-praktik seperti yang disebutkan diatas. Bahkan, kita seharusnya bukan hanya mengingkari praktik KKN, tetapi juga diwajibkan untuk mencegah segala praktik kemaksiatan bermodelkan KKN tersebut. Seperti tertera dalam sebuah hadits tentang kemungkaran yang harus dicegah. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya; Jika tidak mampu, maka dengan lisannya; Dan jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemah iman". (HR. Muslim)

Dalam kaitannya dengan kesabaran dalam menghadapi kemaksiatan, ada contoh sempurna yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Yaitu kisah Nabiyullah Yusuf Alaihissalam yang digoda oleh seorang wanita cantik isteri dari majikannya, Al-Aziz. Tetapi Nabi Yusuf Alaihissalam tidak sama sekali bergeming dengan tetap teguh dalam pendiriannya menjaga diri dari segala godaan dari wanita itu. Ia tetap tegar dengan mahkota keimanan dengan ungkapannya yang terkenal dan terrekam dalam Al-Qur’an;
"Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukanku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang dzalim tidak akan beruntung". (QS. Yusuf, 12: 23)

Salah satu hal yang sangat sulit untuk dihindari oleh kita terlebih di zaman ini adalah melakukan perbuatan maksiat. Karena kemaksiatan sudah bukan lagi sesuatu yang memerlukan upaya keras dalam melakukannya. Coba saja kita melihat tayangan-tayangan yang ada di televisi, maka kita akan melakukan kemaksiatan berupa melihat aurat wanita yang tidak menutup tubuhnya secara sempurna, kemudian kita juga melakukan kemaksiatan dengan mendengar berita-berita gosip yang pada hakikatnya adalah perbuatan ghibah yang haram dalam agama. Sungguh tepat kiranya salah satu ormas terbesar di Indonesia yang mengeluarkan fatwa keharaman tayangan infotainment yang menghiasi hampir seluruh stasiun televisi yang ada di Indonesia.

Sabar dalam menghadapi cobaan dan rintangan
Beberapa tahun belakangan negara kita tengah dirudung musibah yang datang bertubi-tubi tanpa kenal henti. Banyak pihak yang kemudian putus asa dalam mensikapi silih bergantinya musibah yang datang menerpa negeri ini. Seharusnya tidak demikian, karena dalam Islam musibah pada hakikatnya adalah batu ujian kesabaran dan sebagai momentum untuk meraih sesuatu yang lebih tinggi lagi yaitu berupa balasan ridho dan pahala dari Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an;
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa serta buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu)orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun"(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya jualah kami akan kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS. Al-Baqarah, 2: 155-157)

Musibah yang menimpa secara sosial mungkin dapat kita hadapi dan sikapi dengan kesabaran. Namun ada cobaan yang terasa lebih berat manakala kita mengalaminya, yaitu cobaan yang sifatnya individual menimpa diri atau keluarga kita saja. Kasus PHK misalnya, betapa berat memang beban yang harus dipikul oleh seorang kepala keluarga yang baru saja di PHK. Namun bukan berarti oleh sebab di PHK dunia seakan kiamat hingga merasa stress dan melakukan upaya bunuh diri. Jika kita memiliki kejelian dalam melihat peluang, sebetulnya masih banyak sumber-sumber rizki yang pintunya terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin memasukinya. Banyak kisah yang menceritakan tentang orang-orang yang mengalami nasib di PHK ketika krisis ekonomi menerpa di pertengahan tahun 1997 lalu, tapi ia mampu bangkit dengan membuka usaha sendiri. Kuncinya adalah kebesaran hati, kedalaman iman dan kejelian menangkap peluang, agar kita mampu untuk melewati ujian yang bersifat individual seperti contoh ini. Toh hewan seperti cicak di dinding tidak pernah ada yang melakukan upaya bunuh diri oleh karena mangsanya yaitu nyamuk diberi kemampuan untuk terbang. Padahal cicak sendiri tidak dibekali Allah akal agar dapat berfikir mengenai diri dan kehidupannya. Tapi mengapa mereka dapat hidup? Itu karena mereka memiliki usaha untuk tetap hidup dengan menggunakan strategi dalam mencaplok mangsanya. Sungguh manusia adalah makhluk-Nya yang jauh dan sangat jauh lebih tinggi derajat dan kemampuannya dari hanya seekor cicak di dinding. Maka yang penting adalah usaha, usaha, dan usaha, tetapi tetap dalam prinsip menjaga kehalalannya.

Memiliki sifat sabar dalam kehidupan merupakan keniscayaan untuk meraih ketenangan dan keselamatan, baik ketika kita hidup di dunia, juga saat nanti kita hidup di akhirat sana. Maka pengupayaan untuk menjadi seorang yang penyabar adalah suatu usaha yang dilakukan tanpa henti. Mencoba untuk selalu mengilmui, dan dilanjutkan dengan usaha untuk senantiasa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan suatu hal yang sulit bila kita betul-betul meniatkannya dalam hati. Maka, maukah kita memulainya sejak saat ini? Semoga dapat kita jawab dengan kata; "Pasti!!!". Wallahu A’lam Bish Showwab.[]AF

1 Comments:

  • sudah lama saya cari baru kali ini aku temukan, aku mengenal buletin dakwah ketika masih sd keals 5 pas waktu itu lagi sholat jumat di masjid dekat perempatan dukuhwaluh selatan sekolah ku, sampai sekarang baru ketemu lagi apakah masih cetak lembar dakwah? di mana bisa ku dapatkan? apakah ada lembar dakwah yang dulu sekitar tahun 1997. terimakasih, isi sangat bermanfaat untuk mengontrol dan cermin buat perilaku anak muda sekarang

    By Blogger warkop pandawa, At 11:57 am  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home