Lembar Dakwah LABBAIK

Saturday, January 19, 2008

MERENGKUH KEMBALI PERADABAN


"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. "
(Q.S. An-Nisaa’:9)

Saat sang zaman mulai berubah, derap langkah kehidupan berpacu dengan kencang. Saat ilmu pengetahuan dan teknologi begitu merajai. Di saat itu persaingan hidup semakin ketat. Kesejahteraan seseorang diukur dari sejauhmana ia mampu mengoptimalkan kemampuan usahanya melalui ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasainya. Demikianlah Jepang, yang mampu bangkit dari keterpurukan akibat perang dunia kedua hingga sekarang menjadi bangsa yang besar, bangsa yang tingkat kesejahteraan masyarakatnya tinggi adalah disebabkan karena mereka mampu menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, hingga menjadi salah satu negara besar di asia. Demikian pula negara-negara besar di Eropa: Inggris, Jerman, Italia, Perancis adalah negara-negara yang banyak dijadikan sebagai pusat studi berbagai ilmu pengetahuan dewasa ini.

Secara umum Eropa menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ini. Namun, apabila kita melihat sejarah Islam pada masa lalu, kita akan mengetahui bahwasanya Islam merupakan agama yang sangat hebat. Islam mampu memimpin peradaban dunia selama 14 abad tanpa henti, sejak Rasulullah SAW. membawa risalah Islam ini hingga runtuhnya kerajaan-kerajaan Islam pada awal abad 20. Islam jauh lebih hebat jika dibandingkan dengan peradaban lainnya, dengan segala bentuk perubahan wajah dunia yang dihasilkannya. Islam mampu mengubah bangsa arab yang jahiliyah menjadi suatu bangsa yang mulia, mampu merubah tatanan sosial yang menonjolkan adanya bentuk diskriminasi dalam strata sosial menjadi suatu tatanan kehidupan sosial yang didasari rasa persaudaraan dan kasih sayang, mampu mengembangkan berbagai studi ilmu pengetahuan dan teknologi dengan dibangunnya perpustakaan-perpustakaan dan pusat-pusat studi pada masa kedaulatan Bani Abbasiyah di Baghdad dan Bani Umayah II di Andalusia.

Islam mampu menyebarkan ajarannya hingga ke seluruh pelosok dunia, dari awalnya di daerah kota mekkah Saudi Arabia hingga mampu menembus dataran Eropa dan asia pada massa kejayaannya, mampu menghancurkan kekuasaan bangsa romawi yang saat itu tengah menguasai daratan Eropa. Inilah hasil kerja keras kaum Muslimin dalam menyebarkan dakwah. Rasulullah SAW. bersabda: "Islam pasti akan mencapai wilayah yang diliputi siang dan malam. Allah tidak akan membiarkan rumah yang megah maupun yang sederhana, kecuali akan memasukkan agama ini ke dalamnya, dengan memuliakan orang yang mulia dan dengan menghinakan orang yang hina. Mulia karena Allah akan memuliakannya dengan Islam; hina karena Allah akan menghinakannya akibat kekafirannya." (HR. Ahmad).

Selama penyebarannya hingga ke daratan Eropa Islam mampu membangun suatu peradaban yang luar biasa. Hal ini terlihat dari kondisi awal Eropa sebelum mengenal peradaban Islam. Dalam buku Sejarah Umum karya Lavis dan Rambon dijelaskan bahwa Inggris Anglo-Saxon pada abad ke-7 M hingga sesudah abad ke-10 M merupakan negeri yang tandus, terisolir, kumuh, dan liar. Tempat kediaman dan keamanan manusia tidak lebih baik daripada hewan. Eropa masih penuh dengan hutan-hutan belantara. Mereka tidak mengenal kebersihan. Kotoran hewan dan sampah dapur dibuang di depan rumah sehingga menyebarkan bau-bau busuk, dan kota terbesar di Eropa penduduknya tidak lebih dari 25.000 orang. Namun setelah Islam datang dan membangun peradabannya, kota Cordova yang merupakan pusat pemerintahan Islam di Andalusia menjelma menjadi sebuah kota yang sangat indah. Cordoba dikelilingi taman-taman hijau. Penduduknya lebih dari satu juta jiwa. Terdapat 900 tempat pemandian, 283.000 rumah penduduk, 80.000 gedung-gedung, 600 masjid, 50 rumah sakit, dan 80 sekolah. Semua penduduknya terpelajar. Karena orang-orang miskin pun menuntut ilmu secara cuma-cuma.

Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah. Oleh karena itulah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pun mendapat perhatian yang sangat besar dari para kholifah yang berkuasa, hingga dapat berkembang dengan pesat. Beberapa tokoh ulama yang sekaligus ilmuwan banyak bermunculan. Ibnu Rusyd (1126-1198) misalnya, yang terkenal di Barat dengan nama Averous, diakui pula sebagai ilmuwan yang handal di bidangnya. Ibnu Rusyd adalah filosof, dokter, dan ahli fikih Andalusia. Bukunya yang terpenting dalam bidang kedokteran ialah al-Kulliyat yang berisi kajian ilmiah pertama kali mengenai tugas jaringan-jaringan dalam kelopak mata. Bukunya dalam bidang fikih adalah Bidayatul Mujtahid. Spanyol juga punya Az-Zahrawi yang dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan teknik pembedahan manusia. Az-Zahrawi yang lahir dekat Cordova pada tahun 936 Masehi, dikenal pula sebagai penyusun ensiklopedi pembedahan yang karya ilmiahnya dijadikan referensi dasar bedah kedokteran selama ratusan tahun. Sejumlah universitas, termasuk di Barat, menjadikannya acuan. Dalam bidang kedokteran ada Abu Bakr Muhammad bin Zakariya ar-Razi (Razes [864-930 M]) yang dikenal sebagai dokter Muslim terbesar, pakar kedokteran Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina (Avicenna [981-1037 M]). Jabir Ibnu Hayyan yang meninggal tahun 803 M disebut-sebut sebagai Bapak Kimia. Algoritma yang kita kenal dalam pelajaran matematik itu berasal dari nama seorang ahli matematik Muslim bernama Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi (770-840 M).

Berbagai hasil penemuan para ilmuwan Islam telah banyak dipergunakan, berbagai kajian ilmu dan hasil penelitian dibukukan dan bahkan telah dapat diterjemahkan dalam berbagai bahasa, tidak hanya dalam bahasa arab. Orang-orang Eropa disekitar Andalusia turut serta belajar di sekolah-sekolah yang didirikan oleh umat Islam. Demikianlah awal mulanya Eropa mengalami masa renaesance (masa pencerahan) akibat masuknya Islam ke Eropa.

Sayangnya, masa pencerahan bagi seluruh dunia ini kemudian dikotori oleh para pemimpin Eropa yang bersepakat meninggalkan agama dalam segala aspek kehidupan dan mengembangkan dengan apa yang kemudian dikenal sebagai sekularisme. Akibatnya, keagungan peradaban Islam yang dibangun di Spanyol, berakhir saat penguasa kafir Eropa menghancurkan semua karya pemikiran para ilmuwan muslim. Tidak hanya karya-karyanya yang dimusnahkan, para ilmuwannya pun disingkirkan. Perpustakaan-perpustakaan dibumihanguskan, buku-bukunya banyak yang dihanyutkan ke sungai. Bahkan banyak hasil penemuan tokoh ilmuwan Islam yang kemudian diakui oleh mereka, seolah-olah itu adalah hasil pemikiran meraka. Padahal penemu sebenarnya adalah para tokoh ilmuwan Islam.

Demikianlah fenomena yang terjadi saat ini, kita banyak mengenal para penemu berbagai alat dan konsep-konsep ilmiah dasar ditemukan oleh para ilmuwan barat, padahal sebenarnya ilmuwan Islamlah yang pertama kali menemukan konsep-konsep tersebut dan mengembangkannya.

Setelah kita mengetahui dan menyadari akan kejayaan Islam tempo dulu dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kita harus berupaya untuk mengembalikan kejayaan tersebut. Para pemuda yang masih memiliki semangat dan tenaga yang besar harus terus berupaya tidak hanya mempelajari ilmu agama saja, tetapi juga harus mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap keluarga harus bisa membentuk kader-kader penerus yang memiliki ilmu agama dan iptek yang hebat, hingga dapat meninggikan izzah Islam. Alloh SWT berfirman dalam Al-Quran : "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (Q.S. An-Nisaa’ : 9)

Setiap muslim harus berusaha mampu menjadikan dirinya dan generasi sesudahnya menjadi muslim yang tidak saja hebat dalam ilmu agama tapi juga dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadilah seorang ilmuwan muslim (cendekiawan muslim/intelektual Islam) yang menurut Abi Abdillah memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Bersungguh-sungguh belajar
Seorang muslim sangat menyadari akan hakikat semua aktifitas hidupnya adalah dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT, sehingga dirinya haruslah mengoptimalkan semua potensi yang dimilikinya untuk sebesar-besarnya digunakan untuk meningkatkan taraf hidup kaum muslimin.

2. Berpihak pada kebenaran
Allah SWT berfirman: "Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (QS.Al Maidah : 100).

Seorang muslim sangat menyadari bahwa ilmu yang bermanfaat yang didapatnya itu kesemuanya dari sisi Allah SWT. Allah-lah yang telah mengajarinya dan membuatnya bisa mengenal alam semesta ini. Sehingga sebagai konsekuensinya, maka ia haruslah berpihak kepada kebenaran yang telah diturunkan Allah SWT, tidak peduli ia harus berhadapan dengan para oportunis (pengambil keuntungan sesaat), dan tidak peduli walaupun yang berpihak kepada kebenaran itu sangat sedikit. Karena ia tahu bahwa saat menghadap Allah SWT kelak, masing-masing akan mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri-sendiri, dan Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan setiap perbuatan walaupun kecil sebagaimana Firman-Nya : "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.". (QS. Al Zalzalah : 7-8).

3. Kritis dalam belajar
Allah SWT berfirman: "Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal." (QS. Az Zumar : 18).

Setiap muslim mengetahui bahwa kebenaran yang terkandung dalam ilmu pengetahuan yang dipelajarinya bersifat relatif dan tidak tetap. Sehingga ia selalu berusaha bersifat kritis dan tidak menelan bulat-bulat apa yang dipelajarinya dari berbagai ilmu pengetahuan modern tanpa melakukan suatu pengujian dan eksperimen.

Bisa saja suatu saat nanti teori yang saat ini dianggap benar akan ditinggalkan, karena kebenaran teori bersifat akumulatif (berangsur-angsur), sehingga dengan semakin berlalunya waktu maka akan semakin mengalami penyempurnaan. Hal ini berbeda dengan kebenaran al-Qur’an yang bersifat absolut (pasti), karena ia diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui akan kebenaran.

4. Menyampaikan ilmu
Allah SWT berfirman: " (Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran." (QS. Ibrahim : 52)

Sifat kaum muslimin yang keempat adalah berusaha mengamalkan ilmu yang sudah didapatnya dengan berusaha menyampaikannya sedapat mungkin kepada orang lain. Karena pahala ilmu yang telah dipelajari akan menjadi suatu amal yang tidak pernah putus walaupun ia telah tiada, jika telah menjadi suatu ilmu yang bermanfaat.

5. Sangat takut pada Allah SWT
Allah SWT berfirman: "Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu." (QS. Ath Thaalaq : 10).
Sifat yang kelima dari seorang ilmuwan muslim adalah bahwa dengan semakin bertambahnya ilmu pengetahuan yang didapatnya maka ia merasa semakin takut kepada Allah SWT. Hal ini disebabkan karena dengan semakin banyaknya ilmu, maka semakin banyak rahasia alam semesta ini yang diketahuinya dan semakin yakinlah ia akan kebenaran firman Allah SWT dalam kitab-Nya. Bukan sebaliknya, semakin pandai justru semakin menjauhkan ia dari Allah SWT.

6. Bangun diwaktu malam
Allah SWT berfirman: " (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az Zumar : 9)

Ciri seorang ilmuwan muslim yang keenam sebagai konsekuensi dari ciri kelima diatas adalah bahwa dengan semakin yakinnya ia kepada penciptanya maka akan semakin banyak ia beribadah kepada-Nya, dan salah satu ibadah sunnah yang utama adalah ibadah yang dilakukan diwaktu malam.

Umat Islam saat ini kondisinya begitu memprihatinkan. Dari berbagai segi kita sangat tertinggal. Ekonomi-politik, sosial-budaya, hingga lahan pemikiran dan teknologi. Oleh karena itu, menjadi niscaya bagi kita semua untuk senantiasa memupuk kemampuan diri dan tidak lupa pula menyiapkan generasi. Peradaban Islam masa lalu telah mengajarkan kita betapa gemilangnya suatu masyarakat yang benar-benar menjadikan Islam sebagai jalan hidupnya (way of life). Bukan hanya sebatas romantisme, namun semoga tulisan ini menjadi pemantik kesadaran kita untuk dapat meraih prestasi. Agar kemuliaan dan kehormatan umat kembali tinggi, sebagaimana Islam itu yang senantiasa meninggi dan tak ada yang sanggup menandingi.Wallohu a’lam Bish showwab.(R)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home