Lembar Dakwah LABBAIK

Saturday, January 19, 2008

BERSIAP DIRI MENANTI BULAN NAN SUCI


Sya’ban sudah datang
Ramadhan segera menjelang
Persiapkan dengan matang
Tingkatkan ibadah mulai dari sekarang

Tidak terasa, sebentar lagi kita kembali bersua dengan Ramadhan bulan yang mulia. Sepertinya baru beberapa saat yang lalu kita berucap selamat jalan kepada bulan penuh keberkahan dengan sama-sama kita bersuka cita di hari raya kemenangan. Saat ini, dalam waktu yang tidak lama lagi, insyaAlloh kita akan bertemu dengan bulan yang tersimpan banyak keutamaan. Harapan kita semua, semoga kita termasuk yang diberikan kesempatan untuk beribadah di bulan Ramadhan tahun ini dan juga tahun-tahun setelahnya. Pun permohonan kita, semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan ramadhan kali ini lebih baik dari Ramadhan-ramadhan sebelumnya, sehingga kita semua dapat menjadi seorang hamba yang senantiasa lebih baik dari Ramadhan ke Ramadhan, dari saat ini hingga berakhirnya takdir kehidupan, amin ya Robbal ‘aalamiin.

Tentunya, ada berbagai rasa dan makna, termasuk juga persiapan yang sudah kita punya terkait dengan bulan Ramadhan yang akan segera kita jelang kedatangannya. Banyak dari kita yang sudah jauh-jauh hari sudah bersiap diri, baik itu persiapan ruhani maupun juga persiapan jasmani, tidak lupa pula persiapan yang menyangkut dimensi fikri (keilmuwan). Semua itu ditandai dengan banyak melakukan ibadah-ibadah "pemanasan" menjelang Ramadhan. Menjaga kondisi tubuh, serta rajin mengikuti kajian-kajian jelang Ramadhan dan membaca buku-buku yang berkaitan dengan penyambutan bulan Ramadhan. Selain itu, mungkin banyak dari kita yang bersikap biasa saja dalam meyongsong bulan mulia. Ketika ditanyakan kepada mereka apa yang sudah dipersiapkan dalam menyambut Ramadhan, mereka akan menjawab, "Ramadhan ini seperti Ramadhan sebelumnya, pokoknya dijalani saja apa adanya". Sementara itu, mungkin banyak juga dari kita yang kurang peduli, bahkan bisa jadi tidak ngeh kalau Ramadhan akan datang sebentar lagi. Tapi, dimanapun posisi kita dalam pembagian umat Islam dalam menghadapi Ramadhan yang terrepresentasikan dalam tiga golongan di atas, besar harapan semoga tulisan ini menjadi pemantik semangat kita untuk kemudian melakukan sejumlah persiapan dalam menyambut Ramadhan.

Bila kita mencoba membuka lembar sejarah kaum shalih terdahulu, kita akan menjumpai persiapan mereka yang luar biasa dalam menyongsong Ramadhan. Ibadah-ibadah harian mereka tambah volume pelaksanaannya, baik itu sholat-sholat nafilah, maupun juga puasa sunnah. Mereka juga memulai sedikit demi sedikit mengurangi aktifitas mu’amalah mereka seperti berjual beli dan sebagainya. Walaupun bukan sebuah cela jika memang seorang hamba tetap berfokus pada urusan keduniaannya, selama itu tidak mengabaikan dan melupakan urusan akhiratnya. Singkatnya, mereka betul-betul berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menjalani Ramadhan dalam kondisi yang prima. Semua itu mereka lakukan tidak lain agar mereka menjadi orang-orang yang dapat meraih keberkahan Ramadhan yang salah satunya adalah mendapatkan keutamaan malam lailatul qodhar, malam yang disebut qur’an lebih baik daripada seribu bulan.

Bulan Ramadhan menjadi bulan yang ditunggu-tunggu oleh mereka yang memiliki kecendrungan iman. Mereka betul-betul mengistimewakan bulan ini dibandingkan bulan-bulan selainnya. Mereka selalu memiliki azzam (tekad); "Apabila Alloh menyampaikanku nanti di bulan suci, maka akan aku pergunakan sebaik mungkin untuk peningkatan kualitas penghambaanku kepada Alloh SWT". Oleh karena itu sejak jauh hari mereka mempersiapkan dengan sungguh-sungguh diri mereka, agar ketika Alloh mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, mereka akan menjalaninya dengan sepenuh kekhusyu’an. Mereka pun mengamalkan do’a yang pernah rosululloh contohkan sebelum memasuki fase Ramadhan, "Ya Alloh, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami di bulan Ramadhan"

Namun, jika kita coba memperhatikan realitas masyarakat kita, khususnya saat-saat menjelang kedatangan Ramadhan, kita akan melihat sebuah kondisi dimana mereka bersiap diri, tetapi persiapan yang dimaksud bukan persiapan ruhani, jasmani dan fikri seperti yang terpaparkan di atas, melainkan persiapan seputar kebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnya tidak terkait secara mutlak dengan esensi dari aktifitas amal ibadah di bulan Ramadhan. Kita mungkin dapat melihat kondisi-kondisi dimana menjelang memasuki bulan Ramadhan, pasar-pasar yang menyediakan kebutuhan pangan begitu ramai diserbu oleh masyarakat. Pun itu bertambah padat membludak ketika sudah memasuki masa-masa akhir bulan Ramadhan dan mendekati Idul Fitri. Kebutuhan yang laris manis terjual dan diborong oleh masyarakat pun tidak sebatas kebutuhan pangan, tetapi juga kebutuhan-kebutuhan akan sandang. Seperti inilah budaya yang menjangkiti masyarakat menjelang Ramadhan dan ketika Ramadhan. Ramadhan sebagai bulan yang penuh keutamaan kehilangan maknanya sebagai bulan khusus dimana Alloh mengobral pahala dan mengampuni dosa. Kita tersibukkan dengan urusan dunia yang sesungguhnya tidak terkait secara esensi dengan Ramadhan. Memang jika kita mencoba menyoroti dari segi ilmu ekonomi hal ini dapat dicarikan alasan rasionalisasi. Dimana Ramadhan dengan segala kebutuhan yang mengiringinya merupakan suatu momentum peningkatan aktifitas ekonomi. Hal ini memang dapat kita insyafi bersama, tetapi tidak kita toleransi jika kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan di bulan Ramadhan sudah mengarah kepada bentuk-bentuk konsumerisasi. Segala macam makanan kita konsumsi, pakaian-pakaian yang sebetulnya tidak terlalu urgen untuk kita miliki pun akhirnya kita beli. Dalihnya, agar nanti Ramadhan dan Idul Fitri bisa memakai baju baru untuk dipakai bersilaturrahmi ke sanak famili. Hal ini yang seharusnya kita camkan bersama. Agar nanti Ramadhan yang akan kita sapa dalam waktu yang tidak seberapa lama tidak kehilangan esensinya.

Lalu, bentuk-bentuk amal ibadah seperti apa yang dapat kita lakukan untuk menyongsong kehadiran Ramadhan? Setidaknya ada beberapa aktifitas ibadah yang dapat kita lakukan untuk menghadapi dan mempersiapkan diri sebelum kita menyapa Ramadhan. Aktifitas-aktifitas itu meliputi penambahan amalan ketaatan kepada Alloh, maupun amalan-amalan shalih yang dimensinya horizontal, yaitu hubungan antar sesama warga masyarakat. Kita dapat menyambut keberkahan Ramadhan dengan melakukan berbagai amalan seperti:

Tilawah Al-Qur’an sesuai dengan kesanggupan kita dalam sehari. Jika hanya sanggup satu lembar silahkan dilaksanakan. Jika sanggup 3 lembar akan lebih baik. Jika dapat melaksanakan setengah atau satu juz sehari, itupun lebih baik lagi. Usahakan minimal ada beberapa ayat Al-qur’an yang kita baca dalam seharinya.

Perbanyak istighfar, dzikir dan do’a.
Hal ini dapat kita lakukan di setiap saat tanpa memerlukan waktu yang khusus. Selagi kita bekerja kita dapat berdoa. Saat sedang kuliah ataupun belajar, kita bisa sambil beristighfar. Pun saat kita sedang berfikir, usahakan didalamnya juga kita menyisipkan unsur dzikir. Segala keadaan bisa kita barengi dengan amalan-amalan ketaatan.

Memakmurkan masjid dengan sholat berjama’ah.
Ramadhan disamping bulan yang Alloh sediakan berjuta keutamaan juga menjadi momentum syiar keIslaman. Salah satu medianya adalah ibadah sholat lima waktu berjamaah. Kita pun dapat melatih diri kita untuk dapat menjadi hamba yang berhasil meraih keutamaan Ramadhan dengan merajinkan diri kita sholat berjamaah ke masjid dalam setiap harinya. Hal itu bisa kita lakukan mulai dari saat ini juga.

Memelihara lisan, sikap, pandangan, dan pergaulan.
beberapa hama keimanan adalah keempat hal yang tersebut di atas. Rosululloh pernah bersabda tentang orang yang berpuasa tapi yang didapat hanya lapar dan dahaga. Hal itu disebabkan diantaranya jika seseorang tidak dapat menjaga lisan, sikap, pandangan dan pergaulan. Maka mulai saat ini kita dapat melatih diri, agar pasca Ramadhan kita dapat merubah pribadi kita menjadi lebih baik lagi.

Menutup aurat secara benar.
Terutama bagi wanita, ada kaidah-kaidah syar’i bagaimana menutup aurat secara sempurna. Busana taqwa yang membuat seorang wanita lebih mempesona, itu sangat lebih baik dibanding mempertontonkan aurat mereka yang membuat wanita seperti tidak berharga. Dengan Ramadhan banyak orang yang berhasil merevolusi diri. Bagi wanita ada revolusi yang sungguh sangat berarti, yaitu ketika mereka menyadari dan mengamalkan etika berbusana secara syar’i.

Mengurangi konsumsi rokok
Untuk yang ini lebih banyak diserukan kepada kaum laki-laki. Siapapun dari kita akan mengakui bahwa dalam setiap batang rokok yang dihisap tidak ada manfaatnya sama sekali, yang terjadi justru kemudharatan yang jumlahnya tak terhitung lagi. Maka mari kita mulai menyadari diri, dan kita tinggalkan kebiasaan buruk kita yang salah satunya yaitu mengkonsumsi rokok

Meminta dan memberi maaf, serta berbuat baik kepada semua orang.
Menjadi seseorang yang baik tidak akan mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan pula. Seseorang tidak bisa tidak harus bergaul dengan orang lainnya. Berbuat kebaikan dan dikenal sebagai orang yang senantiasa melakukan kebaikan akan menyisakan satu rahasia penyebab utama kebahagiaan dalam kehidupan.

Semua yang tersebutkan di atas dapat kita lakukan sebagai latihan kita dalam menggapai Ramadhan yang penuh dengan keberkahan. Salah satu ciri keberkahan adalah ketika kita dapat menambah kebaikan dalam segala apapun bentuknya (ziyadatun khoir). Ramadhan ini bisa jadi menjadi Ramadhan yang terakhir untuk dapat kita nikmati. Maka kita harus mempersiapkannya sebaik mungkin. Disamping beberapa hal di atas kita juga dapat melakukan amalan ketaatan lainnya. Memperbaiki dan membina hubungan dengan tetangga, bersilaturrahmi kepada sahabat saudara serta orang tua, berinfak dengan sedikit harta yang kita punya, bahkan walau dengan tersenyum dan senantiasa menunjukkan wajah ceria di hadapan setiap manusia. Semuanya dapat kita lakukan untuk mempersiapkan diri dan menjaga kondisi sebelum kita memasuki bulan Ramadhan. Maka saat ini kita coba berazzam atas diri, agar Ramadhan kali ini kita jadikan lebih berarti. Revolusi dalam kebaikan, selama hayat masih dikandung Ramadhan. Wallohu A’lam Bish-Showwab. (AF)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home